JAYAPURA– Sepanjang tahun 2022 sistem pembayaran non tunai di Provinsi Papua mengalami peningkatan.
Menurut Kepala Kantor Perwakilan BI Papua, Juli Budi Winantya menurunnya penggunaan uang tunai di Provinsi Papua salah satunya disebabkan oleh semakin meningkatnya akseptasi masyarakat terhadap digitalisasi pembayaran.
Hal ini tercermin dari meningkatnya penggunaan ATM/ Debit sepanjang tahun 2022 hingga triwulan III 2022 yang tercatat sebesar Rp. 76,50 trilyun atau tumbuh sebesar 101% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara penggunaan kartu kredit sepanjang tahun hingga triwulan III 2022 juga tercatat sebesar 92,54 milyar rupiah atau tumbuh sebesar 58,62% (yoy). Tren pembelian melalui e-commerce pun juga tumbuh cukup tinggi, dengan nilai sebesar 583,20 milyar rupiah hingga triwulan III 2022 atau tumbuh sebesar 41%.
“Untuk QRIS semakin menjadi opsi utama pembayaran ritel masyarakat di Provinsi Papua juga mencatatkan pertumbuhan. Per bulan Oktober 2022, nominal transaksi QRIS sudah mencapai 21,52 milyar rupiah atau tumbuh hampir 20 kali lipat jika dibanding Desember 2022,” ungkapnya.
Tumbuhnya transaksi QRIS tersebut didorong oleh peningkatan jumlah pengguna QRIS yang sudah mencapai 76.405 pengguna pada bulan Oktober 2022. Sementara jumlah merchant QRIS juga tumbuh hingga 25% menjadi 128.334 merchant yang beroperasi di Provinsi Papua.**