BerandaEkbisTirianus Malyo, Pemuda Papua Lulusan S2 yang Memilih Jadi Pebisnis Kuliner

Tirianus Malyo, Pemuda Papua Lulusan S2 yang Memilih Jadi Pebisnis Kuliner

Melihat Lebih Dekat Usaha Kuliner yang Dirintis Putra Asli Pegunungan Tengah Papua, Terianus Malyo

Tak banyak pemuda asli Papua (Pegunungan Bintang) yang memilih bisnis kuliner jadi mata pencariannya. Biasanya mereka lebih memilih menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) atau terjun ke dunia politik pasca-menamatkan bangku pendidikannya. Namun tidak untuk Tirianus Malyo. Bagaimana bisnis kuliner yang dirintis olehnya?
Laporan: Libert Manik Allo-Jayapura

Pemuda Pegunungan Bintang itu yang baru menamatkan pendidikan Strata 2 (S2) di STT Eikumene Jakarta pada Agustus 2019 lalu itu, memilih bisnis kuliner lalapan. Dengan modal awal Rp 95.000.000, Teris sapaan akrabnya mulai merintis usahanya itu. Usaha lalapan miliknya berada tepat di Jalan Pasir Sentani, Kabupaten Jayapura (Lalapan Ame). Modal awal yang dipakainya untuk membuka warung makan lalapan itu didapatinya dari teman kuliahnya di Surabaya.

Tirianus sedang memanen buah mentimun di kebunnya.

“Teman saya, Yusuf Permata Mega yang memberikan pinjaman. Dia sangat baik. Pinjaman yang diberikan ke saya ini tanpa bunga dan jangka waktu. Dia teman saya sewaktu kuliah S1 (Strata 1,red) di Surabaya,” kata Teris saat ditemui Bintang Papua di kebun miliknya di Koya Barat, Jumat (8/5).

“Rp 95.000.000 itu saya pakai untuk kontrak ruko selama setahun Rp. 65.000.000. Sisanya saya pakai untuk belanja perabotan dan bahan lalapan,” timpalnya.

Tak hanya memiliki warung makan lalapan saja, pemuda 27 tahun itu juga memiliki kebun sayur dan peternakan ayam mini di Koya Barat. Hasil dari kebun dan peternakan itulah yang dipakai sebagai bahan membuat lalapan.

“Kalau kebun dan peternakan ayam ini baru saya rintis dua bulan,” ujarnya.

Dalam menggeluti bisnis lalapannya, Teris dibantu 4 orang karyawan. Perbulannya Teris meraup omset bersih Rp 6.000.000. “Dua orang di warung dan sisanya di kebun. Mereka inilah yang membantu saya,” tuturnya.

Selama lima bulan menggeluti bisnis kuliner, banyak respon positif yang diberikan para konsumennya. Sebab lalapan yang dibuatnya itu memiliki ciri khas tersendiri di sambalnya.

Tirianus sedang memanen ayam potong yang dipeliharanya.

“Kata pelanggan baik orang asli Papua maupun saudara nusantara senang makan di warung saya. Mereka suka sambal saya katanya enak. Sambal saya memang saya ada pakai bumbu kampung yakni daun babok (Bahasa Eipomek,red),” ucapnya.

“Saya sendiri yang masak lalapan. Karena dari SMP saya sudah bisa masak. Sebab saya merantau dari kecil,” tambahnya.

Teris berharap, apa yang digelutinya bisa dicontohi anak muda Papua lainnya. Jangan gengsi jika ingin menjadi orang sukses. Sebab, menjadi orang sukses tidak harus berprofesi sebagai ASN atau politikus.

“Intinya jangan gengsi. Asal pekerjaan itu halal tekuni. Kalau jadi ASN atau karyawan perkantoran untuk dapat uang itu hanya sebulan sekali kalau usaha setiap hari dapat uang,” tutur anak ketiga dari enam bersaudara itu.

Teris pun berencana membuka cabang usahanya. Namun untuk saat ini dirinya masih fokus mengurusi warungnya yang di Sentani.

“Nanti kalau saya rasah sudah bisa buka cabang, saya akan buka. Tapi saat ini biarlah berjalan dulu,” katanya.

Sekadar diketahui, lalapan yang dijualnya dibanderol dengan harga yang terjangkau. Untuk seporsi lalapan ayam potong dan lele dibanderol dengan harga Rp. 20.000, lalapan ayam kampung dan bebek Rp.35.000 untuk lalapan telur Rp.15.000.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer

Komentar Terbaru

error: Content is protected !!