WAMENA-Guna mendukung peningkatan mutu pendidikan kesehatan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayawijaya, Papua Pegunungan menggelontorkan Rp4 miliar dana beasiswa 2025.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya Lesman Tabuni saat mengatakan untuk beasiswa kesehatan yang dialokasikan melalui dinas kesehatan kurang lebih Rp4 miliar.
“Beasiswa yang kami siapkan itu untuk mahasiswa yang mengambil kedokteran, tugas atau izun belajar kesehatan, D4 kesehatan, D3 kesehatan dan totalnya Rp4 miliar,” katanya kepada wartawan di Wamena, Jumat (27/6) 2025.
Menurut dia, program kerja Bupati dan Wakil bupati Jayawijaya Atenius Murib-Ronny Elopere tentu lebih menekankan kepada sektor kesehatan dan pendidikan.
“Sebagai organisasi perangkat daerah (OPD) teknis maka kami juga berupaka mensukseskan program kerja bupati dan wakil bupati Jayawijaya dalam 100 hari kerja. Telah banyak yang kami lakukan untuk sektor kesehatan salah satunya pengiriman mahasiswa afirmasi untuk menuntut ilmu di Poltekes Kemenkes Jayapura,” ujarnya.
Dia menjelaskan afirmasi mahasiswa kesehatan ini masuk dalam program 100 hari kerja Bupati dan Wabup Jayawijaya Atenius Murib-Ronny Elopere dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan bebas biaya.
“Mengapa sektor kesehatan begitu penting, dari hasil survei di lapangan banyak fasilitas kesehatan yang dibangun seperti puskesmas prototipe yang baru bangun atau bisa disebut rumah sakit tipe D tetapi tenaga kesehatannya tidak ada. Maka program afirmasi ini sangat penting untuk menjawab kekurangan tenaga kesehatan itu,” katanya.
Dia mengakui bahwa jumlah tenaga kesehatan di rumah sakit umum daerah (RSUD) Wamena dan 40 puskesmas di Kabupaten Jayawijaya sangat terbatas atau minim.
“Minimnya itulah sehingga bapak bupati dan wabup mendorong percepatan sumber daya manusia atau SDM berkualitas di bidang kesehatan melalui program afirmasi pendidikan yang saat ini berjalan. Kami sangat berharap putra-putri yang masuk dalam program afirmasi dapat menempuh pendidikan tepat waktu dan kembali mengabdi sebagai tenaga kesehatan di rumah sakit maupun puskesmas,” ujarnya.
Dia menegaskan program afirmasi ini ibarat mahasiswanya memperoleh pendidikan ikatan dinas.
“Karena semua biaya perkualiahan dari awal masuk hingga akhir itu ditanggung penuh oleh pemerintah. Sementara untuk tempat tinggal, kami akan kembali berbicara dengan orang tua mereka, dimana tugas dan tanggung jawab pemerintah dan mana tanggung jawab orang tua supaya jelas,” katanya.