“Kami saat ini dalam posisi membantu pemerintah dengan cara yang sudah kami lakukan selama ini. Jadi kami pikir pendekatan lewat paguyuban adalah satu solusi yang tepat,” kata Boy Markus Dawir, Rabu (3/6)
Menurut pria yang akrab disapa BMD, dalam menyelesaikan persoalan sosial saat ini dengan pemetaan wilayah melalui RT/RW maupun distrik, dirasa akan sulit. Mengingat hal kecil seperti bantuan sosial saja ternyata masih banyak masyarakat yang tak tersentuh.
“Tapi kalau lewat paguyuban, kami pikir mereka bisa menumbuhkan ikatan emosionalnya karena satu daerah dan ini bisa lebih mudah berkomunikasi,” ujarnya.
Boy mencontohkan, pihaknya telah mengumpulkan ribuan masyarakat adat Saireri untuk melakukan rapid test.
“Kemarin sudah kami selesaikan membantun proses rapid yang dikoordinir sejumlah tokoh Saireri,” ungkapnya.
Bahkan, lanjut BMD pihaknya telah mengakomodir 513 warga asal Kepulauan Yapen yang berada di Jayapura untuk menerima bantuan bahan makanan.
“Ada paket bantuan dari dinas perindagkop provinsi dan Senin (1/6) lalu sudah mulai dibagikan dan yang kami ajukan sejumlah 513 namun baru terakomodir 404 dan ini khusus Yapen, sebab untuk Waropen dan Biak lainnya sudah ada koordinatornya masing-masing,” bebernya.
Menurut Boy, pembagian ini difokuskan di Posko Hanyaan, Entrop. Dan dari bantuan tersebut, para tokoh Saireri akan kembali melakukan tatap muka dengan pemerintah untuk membahas kepulangan warga Saireri yang terjebak di Jayapura.
“Jadi kami ingin secepatnya dan tentunya menggunakan seluruh kapal milik pemerintah,” pungkasnya.(nik)