WAMENA-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayawijaya, Papua Pegunungan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) mendorong Festival Rumput Mei tetap digelar tahun ini.
Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Destinasi dan Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayawijaya Naftali F Rumbiak mengatakan Festival Rumput Mei baru pertama digelar pada 2024.
Akan tetapi, kata dia, karena adanya efisiensi anggaran dari pemerintah pusat maka Festival Rumput Mei tidak masuk dalam program kerja tahun ini.
“Anggaran minim makanya tahun ini programnya sesuai anggaran hanya untuk Festival Budaya Lembah Baliem,” katanya di Wamena.
Menurutnya, tahun lalu itu anggaran yang digunakan untuk menjalankan Festival Rumput Mei hanya Rp100 juta, meski kurang tetapi pihaknya berupaya semaksimal mungkin untuk tetap menjalankannya.
“Sementara untuk menjalankan Festival Rumput Mei tahun ini anggaran yang diperlukan kurang lebih Rp300 juta,” ujarnya.
Dia menjelaskan Festival Rumput Mei tidak masuk dalam program kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayawijaya tahun ini.
“Kami tidak bisa berbuat apa-apa karena anggaran sudah ditetapkan dan festival ini tidak masuk, padahal kegiatan ini positif sekali dan jangan dimanati wisatawan,” katanya.
Dia berharap ke depan ada perubahan-perubahan sehingga Festival Rumput Mei tetap dilaksanakan tahun ini.
“Kami tentu berharap festival ini tetap berlangsung sehingga dapat menarik wisatawan berkunjung ke Wamena dan dalam kunjungan itu otomatis kerajinan masyarakat akan dibeli sebagai suvenir dan ekonomi akan meningkat,” ujarnya.
Festival Rumput Mei digelar pada 15-16 Mei 2024 menampilkan fashion dengan mengusung tema noken, dimana para model menampilkan busana terbuat dari noken, dimana memiliki makna tradisional tetapi mempunyai nilai estetika modern.
Pemkab Jayawijaya dorong Festival Rumput Mei tetap digelar tahun ini
