JAYAPURA– Gotong royong merupakan budaya bangsa Indonesia, di Papua  dikenal dengan Kitorang Baku Bantu. Dampak kemajuan teknologi dan perkembangan gaya hidup membuat nilai-nilai dari gotongroyong mulai terkikis menjadi gaya hidup individualistis, hal tersebut disampaikan Ketua Badan Musyawarah (Bamus) 7 Wilayah Adat Papua Agustinus Donald Ohee.
Atas dasar itulah ia menggagas Gerakan Gotongroyong Kitorang Baku Bantu.
“Gerakan Gotongroyong Kitorang Baku Bantu, dibentuk untuk kita kembali ke budaya bangsa kita saling membantu satu dengan yang lainnya, saling tolong menolong apalagi dimasa-masa pendemi banyak yang terkena dampak,” katanya, saat dihubungi via ponselnya, Rabu (13/07).
Gerakan yang sudah dibuat, lanjutnya, baru-baru ini sudah menyalurkan 5.000 paket sembako murah.
“Gerakan ini murni aksi sosial tidak ada kepentingan politik,” katanya.
Diakuinya, aksi sosial dari Gerakan Gotongroyong Kitorang Baku Bantu ini rencananya bukan hanya dilaksanakan di Jayapura saja, tetapi akan digelar dibeberapa kabupaten di Papua.
“Kedepan kegiatan serupa akan kami laksanakan dibeberapa daerah seperti Wamena, Nabire dan kabupaten lainnya,” katanya.
Dengan Gotongroyong, Kitorang Baku Bantu lanjut Agus, masalah yang sedang kita alami dalam situasi sulit bisa diatasi dan diselesaikan bersama, minimalnya bisa meringankan kesulitan yang sedang dialami masyarakat Papua pasca Pandemi Covid-19 ini.
“Kendati belum di deklarasikan Gerakan Gotongroyong Kitorang baku bantu ini sudah bekerja,” katanya.
Rencananya, lanjut Agus, gerakan ini  akan mengajak semua pihak pemerintah maupun swasta untuk bersama, mendukung dan mendeklarasikan Gerakan Gotongroyong Kitorang Baku Bantu bersama-sama, supaya gaung dari gerakan ini dapat menggerakkan semua pihak yang mampu, untuk dapat berpartisipasi membantu dan mendukung Gerakan Gotongroyong Kitorang Baku Bantu.
“Karena saat ini masyarakat Papua banyak yang sedang mengalami kesulitan Pasca Pandemi Covid-19, kita perlu membantu mereka minimal meringankan beban hidup masyarakat lewat Gerakan Gotong royong, Kitorang Baku Bantu,” pungkasnya.