WAMENA-Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) Pegunungan menyebut kontektual masyarakat adat harus saling mendukung dalam pembangunan.
Wakil Ketua III DPRP Pegunungan Bertus Asso mengatakan hari kebangkitan masyarakat adat nusantara atau KMAN menjadi wujud nyata dari memperkuat posisi adat.
“Maka dari itu masyarakat adat di Papua Pegunungan harus dilibatkan dalam setiap pembangunan lima tahun ke depan yang dilakukan pemerintah,” katanya kepada wartawan di Wamena, Senin (17/3) 2025.
Menurut Asso, komunitas masyarakat adat itu mengandung makna luas tidak terikat pada satu atau dua masyarakat di Papua Pegunungan.
“Orang Jawa, Bugis, Manado kalau sudah datang ke sini (Papua Pegunungan) maka itu orang Papua, di mana bumi dipijak di situ langit di junjung sehingga semua kekuatan harus dilibatkan dalam setiap pembangunan sehingg proses perkembangan daerah cepat,” ujarnya.
Dia menjelaskan momentum hari KMAN juga harus adanya kolaborasi pemikiran antara masyarakat adat luar Papua dan Papua sehingga terjadi kesinambungan sehingg pembangunan terus berjalan.
“Dalam perbedaan itu akan tumbuh semangat persatuan, sehingga dalam momentum KMAN maka nilai-nilai itu harus diperkuat sehingga Papua Pegunungan terus berkembang dari waktu ke waktu karena masyarakatnya saling menghargai,” katanya.
Dia menambahkan masyarakat adat Papua Pegunungan harus dapat melindungi masyarakat adat lainnya di daerah ini, karena budaya Papua secara umum adalah penuh kasih.
“Selama saudara-saudara kita dari luar bekerja dan mencari makan di Papua Pegunungan mereka adalah keluarga sehingga harus dilindungi, dan bagi masyarakat lainnya non Papua pun harus dapat menghargai dan menghormati serta mampu menempatkan diri dalam pergaulan sosial,” ujarnya.
