JAYAPURA – Penanganan stunting menjadi program prioritas pemerintah kabupaten Mamberamo Raya tahun 2025, karena jika ingin meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) kedepan, salah satunya harus ditangani stantingnya dulu, hal tersebut disampaikan Kepala Bappeda Mamberamo Raya Frengky Lilihata.
“Untuk tahun depan, penanganan stunting di Mamberamo Raya betul-betul menjadi program prioritas, kita bicara memperbaiki SDM Mamberamo Raya kedepan, inilah saatnya kita dorong, program ini sangat strategis,” katanya. usai pembukaan Rakor Tim Percepatan Penanganan Stunting di Kabupaten Mamberamo Raya, Sabtu (18/05) di Hotel Horison Kotaraja.
Ia mengatakan, tahun anggaran 2025 akan fokus intervensi program percepatan penurunan stunting di setiap OPD artinya program itu tidak bisa digunakan atau dialihkan ke yang lain hanya untuk stunting.
Diakuinya, data stunting di Mamberamo Raya masih sangat minim, oleh karena itu ia akan dorong di program-program yang terkait dengan stunting, sehingga datanya bisa naik.
“ Terkait dengan data percepatan penurunan stunting betul sangat minim, oleh karena itu kita berkomitmen agar data di tahun 2024 kita dorong, yang paling penting kerja nyata di lapangan, dan masyarakat mendapatkan dampak positif sehingga masalah stunting bisa diatasi, dan predikat peringkat ke 3 percepatan penurunan stunting, masyarakat pun bisa merasakan, ” katanya.
Untuk strategi, lanjutnya, tim percepatan penurunan stunting sudah menyiapkan 8 rencana aksi, yang diterjemahkan dalam program prioritas yang di dorong di berbagai OPD.
“ Kemudian tantangannya, yaitu dari luas wilayah, memang tidak mudah karena harus menjangkau wilayah- wilayah terjauh, itu terkait aksesibilitas, kemudian sarana prasarana harus kita akui tidak mendukung, karena sistem perencanaan sekarang berbasis online, sementara di distrik terjauh tidak ada jaringan, sama sekali belum bisa akses internet demikian juga listrik,” ungkapnya.
Lilihata mengatakan, hal tersebut menjadi tantangan, bagaimana supaya program- program ini bisa didorong.
“Saya pikir bukan masalah berapa jumlah uangnya tapi bagaimana program ini menyentuh dan tepat sasaran pada penerima manfaat,” katanya. **