JAYAPURA-Setelah baku tembak antara tim Gakkum Gabungan TNI/Polri dengan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) atau Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Kodam XVII/Cenderawasih menyatakan tak ada penambahan pasukan ke Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih, Kolonel Cpl Eko Daryanto mengatakan situasi Intan Jaya kondusif pascainsiden kontak tembak tersebut. Namun, tim Gabungan TNI/Polri tetap melakukan patroli keamanan rutin untuk memberi jaminan keamanan bagi masyarakat.
Lebih lanjut disebutkan, pihaknya tak melakukan penambahan pasukan ke Intan Jaya lantaran jumlah prajurit TNI dari Kodim dan Koramil, juga anggota polisi yang bertugas di Intan Jaya cukup untuk mengamankan wilayah itu.
“Tidak ada. Sementara tidak ada penambahan pasukan. Pasukan kita tetap yang ada. Tetap melaksanakan operasi penegakan hukum gabungan antara TNI dan Polri di sana untuk menyisir keberadaan KKSB (TPNPB-OPM,red),” kata Kolonel Eko, Jumat (21/2).
Meski demikian, Kapendam XVII belum dapat memastikan berapa jumlah prajurit TNI yang ditempatkan di Intan Jaya hingga kini. Sebab, seringnya patroli dengan sistem rotasi membuat penempatan jumlah pasukan tak menentu. Di samping, penyesuaian dengan kebutuhan yang ada.
“Kalau memang ada (situasi mendesak,red) nanti diperbantukan ke sana. Kalau satuan organik (di Intan Jaya,red) kan Kodim, Koramil, itu kan. Itu sifatnya mobile,” jelasnya.
Secara terpisah, Kapolres Intan Jaya, AKBP Juli Karre Pongbala mengatakan 18 personel Polres Sugapa dengan perbantuan 600 personel gabungan TNI/Polri masih berjaga-jaga guna mengantisipasi serangan susulan dari TPNPB-OPM.
“(Personel,red) dari Polres belum ada. Namun kami di Polsek Sugapa ada 18 personel, dibantu 600 personel gabungan TNI/Polri untuk mengantisipasi gangguan KKB (TPNPB-OPM,red),” kata Pongbala lewat gawainya seperti release yang diterima wartawan.
Dia pun membenarkan adanya dua warga terduga anggota TPNPB-OPM tewas dalam insiden itu, yakni Meki Tipagau. Selain itu, seorang warga bernama Kayus Sani (51) yang merupakan kepala suku setempat tewas tertembak. Kodam XVII/Cenderawasih mengklaim tewasnya Kayus akibat terkena tembakan dari arah anggota TPNPB-OPM.
Sementara itu, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom menuding aparat TNI/Polri melakukan penipuan publik. Ia mengklaim bahwa yang menembak mati Meki Tipagau adalah aparat keamanan Indonesia.
“Komandan Operasi Umum TPNPB Lekagak Telenggen di Intan Jaya melaporkan bahwa itu adalah penipuan publik. Pasukan keamanan Indonesia lah yang menembak mati seorang warga sipil Orang Asli Papua, dan warga lainnya mengalami luka-luka,” kata Sebby, Rabu (19/2) malam.
Seperti diberitakan sebelumnya, kontak tembak antara tim Gabungan TNI/Polri di Intan Jaya dengan dua terduga anggota TPNPB-OPM terjadi pada Selasa (19/2), pukul 07.20 WIT.
Kontak tembak pecah ketika tim patroli gabungan berupaya mengejar dua orang yang terlihat membawa senjata api dan diduga anggota KKSB TPNPB-OPM.
Akibat dari insiden itu, satu dari dua orang tewas dalam kontak tembak tersebut adalah anggota TPNPB-OPM. Selain itu, seorang anak perempuan bernama Kina Sani (14) mengalami luka di telapak kaki kirinya akibat terkena rekoset yang diduga berasal dari tembakan terduga anggota TPNPB-OPM. Kini, Sani masih menjalani perawatan pasca diterbangkan ke Timika. (Tambunan)