Aktivitas Terus Berjalan meski Sudah Lewat Pukul 14.00 WIT
Penerapan pembatasan aktivitas warga di Kota Jayapura di mulai Minggu (17/5) guna memutus mata rantai penyebaran pandemi Covid-19. Bagaimana kondisi terkini setelah penerapan pembatasan aktivitas itu diterapkan di Pasar Youtefa?
Laporan: Yudhi Effendi Khantum-Jayapura
Minggu (17/5) sekitar pukul 14.00 WIT, kondisi Pasar Youtefa begitu ramai oleh aktivitas jual beli. Panas yang membakar tak mengurangi satu pun pedagang untuk menghentikan aktivitas jualannya siang itu.
Di pelataran Pasar Youtefa, terlihat pembeli dan penjual saling menawarkan barang, suara yang ribut dengan ditemani debu dan asap kendaraan yang lalu lalang tak menghentikan aktivitas itu.
Penjual mama-mama Papua maupun pedagang non Papua bersama-sama saling berebutan menarik pembeli untuk sekadar melihat dagangan mereka. Kios-kios pedagang siang itu masih terbuka meski beberapa sudah tutup.
Aktivitas yang ramai itu tak disadari warga bahwa Minggu (17/5) merupakan hari pertama penerapan pembatasan aktivitas warga di Kota Jayapura dari pagi hingga pukul 14.00 WIT (Jam 2 siang).
Beberapa pedagang yang ditemui Bintang Papua di Pasar Youtefa ada yang mengetahui mengenai pemberlakukan ini ada pula yang tak mengetahuinya.
Asri, pedagang buah di Pasar Youtefa mengatakan sebagai masyarakat kecil yang sehari-sehari menggantungkan hidup berjualan buah-buahan mengikuti saja kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah.

“Kita ikut saja pemerintah. Ya kalau kita tidak ikuti, salah juga kita, tetapi kalau kita ikuti, tidak ada pendapatan kita setiap hari, serba salah juga,” kata pria 35 tahun itu kepada Bintang Papua.
Apalagi menurutnya, sebagai pedagang kecil, harus berbuat apa sekarang dengan kondisi yang tengah terjadi. “Kita ini tidak tahu apa-apa, kita ikut-ikut saja,” ujarnya dengan wajah sedih.
Meski ia akui bahwa kebijakan yang diambil pemerintah sangat baik untuk kebaikan setiap warga yang tinggal di Kota Jayapura.
“Kebijakan ini pasti kita sebagai pedagang sangat rugi ya. Karena aktivitas jualan tidak seperti biasanya yang sampai sore, ini kan sampai jam 2 siang saja,” mirisnya.
Asri berharap, dengan diberlakukannya kebijakan ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura mau mengerti dan memahami nasib mereka sebagai pedagang. “Kami berharap selain Sembako (Sembilan Bahan Pokok,red) ada juga uang yang dikasih ke kami untuk melanjutkan hidup dan usaha kita,” harapnya.
“Ini saya tutup jam 2 siang. Ini tinggal rapikan-rapikan barang jualan saja. Kita kan tidak mungkin tutup langsung, kita harus rapikan-rapikan jualan ini supaya dapat dilanjutkan besok (Senin,red),” tambahnya dengan melihat waktu sudah menunjukkan pukul 14.30 WIT.
Pedagang lainnya, Mama Yupe Wenda melihat apa yang dilakukan Pemkot Jayapura sangat bagus tetapi mereka sebagai pedagang kecil dan orang Papua harus lebih diperhatikan lagi.

“Coba anak (wartawan,red) lihat sendiri, jam 2 siang begini, jualan belum laku, kita sudah harus tutup. Ya mau bikin bagaimana, kondisi sudah seperti ini jadi,” tuturnya.
Mama Wenda mengakui bahwa selama masa pandemi Covid-19, keluarganya mendapatkan beras. “Ya, kami mau selain beras uang juga ka. Supaya kami dapat membeli kebutuhan lain,” harapnya mama Wenda yang berjualan singkong itu.
Mama Wenda menyampaikan, hasil jualan mama-mama Papua yang dibeli oleh Gubernur Papua, Lukas Enembe, itu dirinya tidak termasuk di dalamnya. “Ia kami sempat dengar, tapi jualan kami tidak dibeli,” ujarnya.
Hal yang sama pun dialami oleh Mama Ina Wenda yang berjualan bawang merah. Dia berharap, pandemi Covid-19 ini cepat berlalu dan aktivitas berjualan dapat kembali seperti semula.
“Ya saya berharap kita dapat bantuan uang dan Sembako. Supaya kita dapat lalui masalah ini (pandemi Covid-19),” tutupnya.
Aktivitas yang dapat dilaporkan saat ini bahwa Rumah Toko (Ruko) di sepanjang jalan raya Abepura sudah pada tutup pukul 14.00 WIT. Namun, kios-kios kecil belum pada tutup semunya.
Aktivitas tukang ojek pun masih berjalan meski sudah pukul 15.00 WIT. Lalu lalang warga yang ke Pasar Youtefa pun terus meningkat meski sudah lewat pukul 14.00 WIT.(*)