JAYAPURA – Mahasiswa asal Papua yang mengeyam pendidikan di Kota Studi Yogyakarta, Marko Yawalaka menjuarai kompetisi Komunitas Suryanation Motorland Battel 2020 yang digelar di Yogyakarta belum lama ini.
Dalam lomba memperebutkan trophy, piagam penghargaan dan uang tunai sesuai dengan tingkat juara. Juara I disetiap kota adalah Best of The Best. Kompetisi kali ini dimenangkan oleh putra asli Papua. Kemenangan yang diraih itu, mengagetkan warga apalagi dirinya berjuang di tengah pandemi Covid-19.
Menurutnya, dirinya mendapatkan juara 1 karena atas berkat campur tangan Tuhan dan seluruh kerabat dan dukungan dari teman-teman.
“Memang menjadi pemenang tidak semudah membalik telapak tangan, tetapi harus diperjuangan dengan sungguh-sungguh, dan tentunya harus minta petunjuk dari Tuhan,” kata Yawalka yang juga Mahasiswa aktif di Institut Teknologi Negeri Yogyakarta (ITNY), Jurusan Teklnik Mesin (S-1) ketika diwawancarai Bintang Papua, Selasa, (21/7).
Ia menceritakan, tentang kendala-kendala yang dialaminya selama proses persiapan, pendaftaran hingga sampai akhirnya keluar sebagai juara.
Kendala yang dialami kata Yawalka, tempat dan alat tapi itu tidak buat dirinya untuk berhenti sampai di situ. Baginya, anak Papua terkenal dengan keterbatasan property atau perlengkapan tapi dengan keterbatasan itu dirinya mampu membuat sesuatu yang luar biasa yang lebih baik.
“Dan saya harus membuktikan itu, mungkin di tengah alat dan tempat, saya juga dapat kendala di financial, harus putar otak bagaimana dengan minimnya financial, saya tetap harus melakukan untuk membuat motor itu,” ujarnya.
“Tapi semua kembali ke pribadi masing-masing. Bagi saya, kendala terbesar adalah melawan rasa malas itu sendiri,” tambahnya.
Dia menyebut, besaran dana yang dikeluarkan dalam berkompetensi sebesar Rp 15 juta untuk modifikasi motor dari nol.
“Dalam melengkapi motor, kadang saat itu tidak puas di hati. Saya ubah lagi dan harus keluarkan uang, tapi bagi saya, uang tidaklah berarti selama itu saya pakai untuk belajar sesuatu yang berguna nantinya. Bahan yang saya gunakan juga barang-barang rongsokan yang saya timbang di tempat besi tua,” katanya.
Ia berharap, semoga generasi muda saat ini, agar bisa membangun rasa kreatifitas dalam menciptakan sesuatu yang baru.
“Jangan merasa bosan dan putus asa, tetapi terus berjuang dan andalkan Tuhan dalam setiap aktivitas dan semuanya pasti bisa,” harapnya.(Lex)