JAYAPURA-Ketua Aliansi Sentani Bersatu Sejahtera (ASBS), John Suebu mengatakan bahwa kongres Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang akan berlangsung pada bulan Oktober mendatang di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura harus melibatkan masyarakat adat Sentani secara penuh.
“AMAN ini lahir dari hajatan masyarakat adat nusantara, dan kalau sekarang kegiatannya di Papua serta Kabupaten dan Kota Jayapura sebagai tempat pelaksanaan maka masyarakat adat Sentani harus terlibat secara penuh dalam kegiatan itu,” tulis John Suebu melalui press release ke Bintang Papua, Rabu (8/6).
Menurutnya, masyarakat adat Sentani harus diberikan kewenangan penuh dalam Kongres AMAN bulan Oktober mendatang.
 “Nanti masyarakat adat Sentani membuat panitia dengan melibatkan masyarakat nusantara dan seluruh paguyubannya untuk suksesnya kegiatan ini. Jadi disini masyarakat adat Sentani yang memiliki peranan penting,”
John Suebu
Dikatakannya, masyarakat adat Sentani akan merumuskan kegiatan-kegiatan khusus adat untuk ditampilkan dalam kongres mendatang.
“Supaya masyarakat adat dari luar yang datang dapat melihat keunikan dari adat di Sentani sendiri. Selain itu ada dampak terhadap masyarakat adat itu sendiri,” tuturnya.
Karena informasi yang diperoleh olehnya, masyarakat adat dari luar yang datang ke Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura tidak tinggal di hotel atau penginapan mewah melainkan di rumah warga di kampung-kampung.
“Contohnya tinggal di Enggros-Tobati, tinggal di Danau Sentani Yoka, Ayapo dan lain-lain. Ini harus diberikan kepada masyarakat adat supaya persiapan-persiapan itu mereka kelola sendiri karena tamu atau masyarakat adat dari luar datang tinggalnya di kampung,” urainya.
Tentu ia berharap, pelayanan terbaik akan diberikan kepada tamu yang datang kalau persiapan yang dilakukan pun matang.
“Kegiatan ini kalau di politisir dan dimanfaatkan oleh pemerintah, lalu masyarakat adat posisinya di mana. Jadi ini keluh kesah yang saya dengar langsung dari masyarakat adat Sentani,” tandasnya.
Informasi mengenai Kongres AMAN kata John, telah didengar oleh masyarakat di kampung-kampung tetapi tugas dan kewajiban apa yang harus dilakukan masih belum jelas.
“Mereka tahu mengenai kongres ini tetapi tugas mereka apa, itu yang masih bingung. Dan kegiatan AMAN ini kalau untuk Indonesia bagian barat telah dikenal, tetapi di Indonesia bagian timur ini sesuatu yang baru,” akunya.
Karenanya, untuk sebuah organisasi yang baru didengar oleh masyarakat adat di Papua khususnya Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura harus ada sosialisasi sehingga masyarakat di kampung dapat mengetahui secara gamblang mengenai kegiatan ini.
“Kalau kewenangan penuh telah diberikan maka rasa tanggungjawab untuk mensukseskan kegiatan ini begitu besar tentu bersama-sama dengan masyarakat nusantara di sini,” pungkasnya.(yek)