JAYAPURA – Pasca meraih peringkat ketiga penilaian kinerja aksi konvergensi penurunan stunting se-Provinsi Papua, Bappeda Kabupaten Mamberamo Raya menggelar sosialisasi, bimbingan teknis (Bimtek), dan analisis situasi terkait pelaksanaan percepatan penurunan stunting di tingkat kecamatan dan kabupaten, Senin (25/8) di Jayapura.
Wakil Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Mamberamo Raya yang juga Kepala Bappeda, Frangky Lilihata, mengatakan percepatan penurunan angka stunting merupakan salah satu program prioritas nasional yang harus didukung bersama. Presiden telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, yang diimplementasikan melalui Rencana Aksi Nasional PASTI (RAN PASTI) sebagai pedoman bagi pemerintah pusat, daerah, hingga desa.
“Salah satu strategi untuk mencapai target penurunan stunting adalah memastikan pendampingan, pendataan, monitoring, dan evaluasi secara berkelanjutan. Pemerintah juga telah mencanangkan gerakan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting pada tahun 2025,” jelas Frangky.
Menurutnya, sasaran program ini meliputi ibu hamil, bayi, balita, dan calon pengantin (catin). Tujuan gerakan serentak tersebut adalah meningkatkan kunjungan sasaran ke posyandu untuk deteksi dini masalah gizi, edukasi pencegahan stunting, serta intervensi segera bagi yang mengalami masalah gizi berdasarkan hasil verifikasi petugas kesehatan di puskesmas.
“Aksi konvergensi ini menjadi bagian penting dari rencana pembangunan jangka menengah Kabupaten Mamberamo Raya, yaitu menurunkan angka kemiskinan, mempercepat penurunan stunting, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah,” ujarnya.
Frangky menekankan pentingnya integrasi program antar-stakeholder, penyelarasan intervensi, serta dukungan kebijakan seperti penyusunan Peraturan Bupati (Perbup) untuk pengalokasian anggaran desa dalam penanggulangan stunting dan pembinaan kader kesehatan.
Sosialisasi dan Bimtek ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang mendalam kepada peserta agar mampu mengimplementasikan panduan aksi secara tepat dan efektif. Pemerintah menargetkan prevalensi stunting di Kabupaten Mamberamo Raya turun 2 persen setiap tahun.
“Target ini hanya bisa dicapai jika semua pihak bergerak serentak dengan sinergi dan komitmen yang kuat,” tegas Frangky.
Ia menambahkan, stunting bukan sekadar agenda tahunan, melainkan perjuangan jangka panjang yang membutuhkan keterlibatan lintas sektor, mulai dari desa hingga kabupaten. “Penanganan stunting berdampak jangka panjang bagi generasi masa depan. Oleh karena itu, perlu kolaborasi berkelanjutan dari berbagai pihak, termasuk dunia usaha, perguruan tinggi, dan organisasi masyarakat,” pungkasnya.**