JAYAPURA– Adanya kenaikan harga dan kenaikan indeks di makanan, tembakau, minuman yang memberikan andil total sebesar 0,52 persen terhadap total inflasi gabungam 3 kota IHK di Papua yaotu, Merauke, Kota Jayapura dan Timika.
“ Faktor pemicu inflasi adalah tomat, bawang merah, ikan cakalan, ikan ekor kuning, sawi hijau, namun menurut pantauan BPS kenaikan gabungan 3 kota IHK ini tidak terlalu mengkhawatirkan bagi masyarakat,” kata Kepala BPS Papua, Simon Sapary kepada wartawam, Senin (2/2/2020)
Menurut Simon, pekembangan inflasi tahun Januari 2020 mencapai 0,42 persen dan capaian ini lebih tinggi jia dibandingkan dengan Januari 2019 yang sebesar 0,19 persen. “Inflasi year on year (yoy) januari 2019 yang sebssar 7,20 persen,” katanya.
Iapun meminta pemerintah daerah perlu mengantisipasi potensi gejolak harga dimasa mendatang khususnya komoditas sayur-mayur dann ikan.
“Ketersedian stok komoditas di pasaran perlu dipantau oleh pemerintah berserta Tim Inflasi Daerah (TPID) agar potensi gejolak harga dapat dikendalikan dan diantisipasi khususnya yang terjadi saat ini adalah kenaikan satur mayur khususnya tomat,” katanya.
Kepala BPS Kota Jayapura, Sutiyo mengemukakan dari 350 komoditas yang ada di survey , kurang lebih 10 komidtas yang didapati mengalami kenaikan harga yaitu tomat, ikan tongkol, ikan ekor kuning, sawit dan tembakau.
Sementara itu Jumani, pengusaha warung makan Ponorogo mengatakan, pihaknya takkan menaikkan harga makanan yang dijual akibat adanya kenaikan beberapa komoditas sayuran dan ikan yang menjadi bahan baku utama dari warung makan.
“Tentu ini nggak akan menaikkan harga makanan yang ada, itu sudah include masuk di harga yang saya jual jadi nggak perlu khawatir masyarakat masih bisa makan seperti biasa,” katanya. (Sindung)
Bahan Makanan Berikan Andil Inflasi Terbesar Papua
