JAYAPURA-Dinamika yang terjadi di Papua sudah ada sejak berintegrasi dengan Indonesia pada 1969 silam. Pemerintah pusat sendiri telah melalukan banyak program untuk menghentikan dinamika tersebut, namun hingga saat ini dinamika masih saja terus terjadi di Tanah Papua.
“Tapi ingat jangan yang diundang itu gubernur, ketua DPRP, MRP, bupati atau pejabat-pejabat di Papua tidak menyelesaikan masalah,” kata Yunus Wonda, Jumat (13/3).
Menurut Yunus Wonda, yang patut diundang untuk berdialog adalah masyarakat yang sedang berjuang di luar negri dan di dalam hutan.
“Kalau Aceh bisa kenapa Papua tidak bisa. Selama masalah di Papua tidak dilakukan seperti Aceh, masalah tidak akan selesai,” ujarnya.
Dikatakannya, cara terbaik untuk menyelesaikan persoalan Papua adalah dialog. Sebab dengan tindakan kekerasan tidak akan mengubah dan menyelesaikan masalah Papua.
“Sudah cukup dari tahun 60-an persoalan Papua tidak pernah selesai. Jadi sekali lagi persoalan Papua bukan persoalan makan, minum. Ada dinamika politik yang belum selesai. Dan pemerintah harus berani lakukan hal itu,” tuturnya.
Ditambahkannya, siapapun presiden Republik Indonesia, jika tidak mengungkit masalah utama Papua, dia tidak akan bisa menyelesaikan persoalan Papua.
“Kalau mau jujur sekarang, saat ini semua orang Papua ada menangis tapi mereka tidak bisa berteriak ke mana-mana,” tambahnya.(nik)